Kamis, 14 Agustus 2014

Pulau Duamo Memiliki Keunikan Tersendiri

Pulau Duamo. Terdapat ditengah  danau Tigi, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua. Disana banyak masyarakat memancing Ikan. Ada pula yang piknik di bulan Desember. Bahkan ada juga gua, dan sarang burung wallet dalam Gua tersebut. 

Potensi di pulau ini sangat memikat para pengunjung. Para pengunjung biasanya menggunakan perahu bahkan seedbok untuk menjangkau ke pulau tersebut. Pulau ini tidak jahu dari ibu Kota Kabupaten Deiyai, Waghete.
Dari sekian banyak keunikan yang tersimpang di pulau itu, salah satunya yang paling unik di pulau ini adalah pantung Tuhan Yesus dan Maria.” Caranya untuk melihat: Hanya taru koin seratus rupiah di depan patung itu, nantinya sendiri akan muncul seperti patung Yesus dan Maria.

Patung Tuhan Yesus dan Maria di pulau itu bukan dibuat oleh Manusia tetapi sudah ada sejak dahulu kala, dan itu memang  alam. Serta, bagian depan Pulau ini, ada batu yang serupa muka manusia.

Kemudian, saat musim Ikan Gurami, Masyarakat ditempat tersebut menggelar perlombahan memancing ikan. Umpang yang mereka sering pakai adalah lumit hidup. Tidak hanya itu, bahkan pula ada yang piknik di bulan Desember, mereka membawah B2, Mie, dan sembako lainnya, dan hal ini waktu saya masih usia sebelas tahun kami pernah kesana.


Ini ceritanya:


Kisah Pengalaman Ke Pulau Duamo, “Yeii..Yeii Anukai Adii Maga yee, Ani Uwoo Teuwinoo/Teninenoo !

Waktu itu, Mando Mote,Fredi Pekei, Ales Mote, Jekson Tekege, Jekson Ikomou Yairus Mote, Orgenes Pekei, Hosea Gobai dan Melianus Pekei. Kami sempat menuju Duamo, di bulan Desember. Kami tujuannya untuk piknik. Awalnya kami mempersiapkan, Beras, Mie,B2. Dll. Namun kami menuju dari ujung lapangan lama Waghete sekitar pukul tujuh pagi. Menggunakan sebuah parahu milik mamanya Jekson Tekege

Saat itu keadaan Danau Tigi, airnya teduh tak ada ombak. Saya bersama Orgenes dimintah untuk mendayung perahu, maka saya bersedia. Sesampai dipertengahan, karena kecapean saya memintah Jekson Tekege untuk menggantikan posisi saya akhirnya jekson tekege bersedia. Maka sekitar pukul delapan kami sampai dengan keadaan selamat dipulau Duamo.

Kami mulai gerakan masak, sesudah masak kami makan bersama. Sesaat kami makan, Orgenes Pekei ,mengatakan, Kowakeii kou biyopa kouya Eniya tougaikai, Dia mengatakan hal itu untuk menakuti nakuti kami, sebab dia sudah pengalaman mennjangkau ke pulau Duamo.

Orgenes bilang, “Ikiyaekina kouko Biyopa kouya yamakiyake taii, eniya nidoteka ! Ketika dia mengatakan hal itu, hati saya mulai buk-bak buk-bak. Namun dengan perasaan takut saya menaru sepotong B2 di sudut batu disamping saya. Orgenes mengatakan lagi,“Keito keike eniyakoo mobu tekai pigaika, inoma yamaki okeiko ebee ibokaa ! maka mando mote dan kawan2 lain juga ikut manaru B2 di sudut batu.

Seusai Kami makan, Orgenes mengatakan, “sekarang kami semua mandi, saya tra mau mandi jadi ! Lalu secepatnya kami membuka pakean untuk mandi, kami berlomba-lomba renang. Ketika saat kami keasikan mandi, B2 yang tadi kami tarung disudut batu  itu, Dia pergi ambil lalu makan di depan kami. Sungguh saya emosi skalii…..saya menuturkan, “Ehh Akii dimibeu kete, kou ko eniya yamakegai noooo ! “Kigadoo tega nooo kowakeii,”Ujarnya.

Mando mulai mengatakan,“Be..be..be Kowakeii, Mee gadoo ko, koudani ko beu noo !! ..teman-teman lainpun sangat emosi dengan sikap  Orgenes saat itu.

Sesudah itu Orgenes ajak kami jalan-jalan dalam gua, awal kami mulai masuk, Orgenes mengatakan, “Kowakeii Tuba/ meenoo kaa Meee gopai noo Yamouwiipage… Owapa Uwii noo.

Yairus Mote menuturkan,“Beuu..beuu makooo kowakeii, puyapuga noo, Auwaa kou noo domii yenoo koo / MeeBadoo komo kou  !! saya mulai sangat ketakutan, soalnya dalam gua itu gelap sekali.

Kemudian kami pulang kembali ke tempat kami masak tadi, namun kami mempersiapkan semua barang yang kami bawah sebelumnya, saat itu ombak menghantam batu-batu di sekitaran pulau Duamo, dan parahu kami pun berombang ambing..

Fredi Pekei mengatakan,“Kowakeii Ukiya koo Iboo, inikee uwoo uwinakaa !

Mando: “Bee akiwedagatee, wedaki peukiii heheheheheheeh !

Fredi: “Beukipakoo,ikiyaa koma koo neukita !!

Melianus : “akiwedagate, aniyaa keikipigaa

 Jekson Ikomou: “enakaa neukii !

Yairus, Ales, Orgenes,dan Jekson tekege, ketawa kami…

Kemudian, Alex dan Orgenes mulai mendayung perahu, namun perahu yang kami tumpangi mulai mengombang  ambing oleh ombak.

Hati saya mulai bukbak, “sunggu, saya sangat ketakutan, tra bicara apa-apa saat itu. Parahu kami hampir tergelam, Mando, Melianus, Jekson tekege, Fredi, hosea, dan saya mulai nangis

Jekson tekge:Yeii..Yeii Anukai Adii Maga yee, “Ani Uwoo Teuwinoo/Teninenoo !!!!!!!!

Hosea Gobai: “Yii…yi….Anukaii waeee magiyokaa Duamo megaiii, kouko aniya paniyai peku ko beu noo !!!!

Mando : KOwakeii, waiko Okomo yatougaa woniyaiikeii teneukiyaa…Koukoo iniikee uwoo uwipage nooo !!

Melianus Pekei, mengatakan, “ Kowakii gitaa ko teneukeii, okomo yatoo wo tawani noo ?

Saat itu ,Fredi pekei,tunduk Berdoa, untuk minta tolong kepada Tuhan. Kalau saya, hanya waita saja,Yuu Yuuuu..Yuuu..! Pada hal dalam hati saya sangat ketakutan dengan besarnya ombak.

Yairus, Orgenes, danAles, hanya ketawan, “hehehhehehe wedako peu yokaidoo keee, tikimeitoo enaaaheheheheheh !!!

Selanjutnya, Alex dan Orgenes tidak medayung parahu, kemudian kami terdampar di muara kali Okomokebo. Seusai tiba di kali Okomo, kami mulai tenang dan tak ada ketakutan lagi. Fredi Pekei, mengklaim bawah, tadi saya berdoa jadi kami selamat.

Yairus mengatakan,“Makii Klasis kedua hehehehehheheheheheh, akiya tebayam tegee kouya heheheheini peti tegee !!! kita semua ikut ketawan dengan perkataan Yairus.

Sunggu Ombak di Danau tigi, parah skali..sunggu sangat parah skali…sekarang ini  saya bisa  menuangkan dengan ketawan, waktu  itu saya kehilangan akal.

Dari cerita ini, sayangnya ada yang sudah meninggal Dunia, ada pula ada yang masih hidup/bernapas.

Kamu yang sudah meninggal, selama jalan di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa

0 komentar:

Posting Komentar