Kamis, 14 Agustus 2014

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, "Merubah Wajah Kota Kembang !!

Wali Kota Bandung, Ridwal Kamil. (FOTO: Tokoh-Tokoh)
PADA suatu sore, Rabu, (12/8/14). Simon dan saya datangi sebuah taman yang terletak di pusat kota Bandung. Tepatnya di jalan Anggerek. Tujuan ke taman tersebut untuk ngopi sambil onlline. Sebab, di taman di pusat kota itu telah tersedia free wifi, “Bandung_Juara”.
Ketika tiba, terlihat suasan tampak rame, orang-orang memadati taman yang dihiasa dengan berbagai macam bunga itu; ada pula yang bermain ayunan, juga bermain bola. Kemudian, saya dengan adik-ku duduk disebuah kursi yang telah sediakan oleh pemilik warkop, lalu memesan kopi dua gelas. 
Saat keasikan menyedup segelas white cooffee, juga Onlline. Seorang berkaca maca, mengenakan topi, datang menggunakan sebuah motor Mio, berhenti didepan-ku lalu datang duduk berdampingan didekatku. Pada kesempatan itu, Ia memesan kopi juga.
Sambil ngopi, saya mulai angkat bicara, “Bang, salam kenal !! Nama-mu, siapa? Rohman, klau aku Jacky !! 
“Kamu kulia atau kerja ? “Aku kulia !! Kulia dimana ? di Universitas Katholik Payahngan (UNPAR).  Rohman kembali bertanya, “Klau kamu kulia atau kerja ? “saya juga masih kulia, di  Universitas Sangga Buana (USB YPKP) bang.
“Bang jack, di Bandung beta, inga?
 “Bang, enak tinggal di Bandung ya. Sebab koneksi Internatnya tidak sulit. Kreng-Kreng bangat sih !
“Ya, bang koneksi wifinya mantab (Bandung Juara) , juga ada di setiap taman ! Katanya, sambil minum kopi. 
Karena penasaran dengan adanya “Free Wifi Bandung Juara” saya mulai bertanya, “Bang, Free Wifi Bandung Juara ini, Program dari Pemerintah atau dari Telkom?
“Bang, Itu dari Pemerintah Kota Bandung. Program kerjanya Pak Ridwan Kamhil !!
“Wahh, Pak Ridwan hebat skali. Klau, saya bandingkan Kota Bandung dengan kota-kota lain di Indonesia; hanya Bandung saja udah memasang free wifi disetiap taman !!!
“Sungguh, benar Akang emil merubah wajah kota Kembang dengan sekejap, bisa-bisa nanti beliau nyalon Presiden Indonesia itu, bang !
“Yaa  benar bang, beliau itukan Aksitektur Internasional, serta perna mendapat penghargaan sekitar dua puluh (20) kali di ajang Internasional ! 
Mahasiswa UNPAR itu bertanya “Kalau di Papua, gimana, ada  koneksi Internya bagus inga ? 
 “Bang, klau di Papua, mau olline di  warnet saja lodingnya minta ampun, serta belum ada program dari Pemerintah untuk bikin Free wifi.
Ia kaget, “Wahh..wahh, masa di warnet aja loding minta ampun. Emanya, Pemerintah bikin apa aja disana. Sedangkan Dana Otonomi Khusus Banyak yang dikucurkan dari Pemerintah pusat, kok ?
“Hal tersebut saya mengatakan, krn aku banyak baca buku dan pula baca di Media tentang soal Papua. Bahkan, sesekali dari Kampus kami menggelar Seminar mengenai persoalan Papua. Aku jugakan menekuni Jurusan Hubungan Internasional (HI), “Katanya.
Ketika saat keasikan berbincang, Handphon-nya Rohma bordering panggilan masuk. Ia menerima panggilan tersebut, kemudian Mahasiswa UNPAR itu mulai bicara.  Seusai bicara, Rohman minta pamit, untuk memenuhi panggilan itu, dan akhirnya Ia pergi.
“Bang, lain kesempatan kita bisa jumpa lagi ya, soalnya teman aku manggil untuk kerjakan tugas !! Tuturnya, sambil star motor yang Ia kendari.
 “Yaa, hati-hati ya abang. Jawabku
Kerena penasaran. Ingin saya membuka google untuk mau cari biography tentang sosok Wali Kota Bandung yang sapa Emil itu. Ketika buka di google, terpampang sebuah situs http://www.tokohtokoh.com/ridwan-kamil.html. Kemudian saya buka, lalu saya baca. 


Ini biografy, "Ridwan Kamil, Versi Situs Tokoh-Tokoh. 
Mochamad Ridwan Kamil lahir pada 4 Oktober 1971 di Bandung dari pasangan Dr. Atje Misbach SH (alm.) dan Dra. Tjutju Sukaesih. Ayahnya adalah Doktor Fakultas Hukum UNPAD sementara ibunya dosen farmasi UNISBA dan staff ahli LPPOM MUI Jabar. Ridwan Kamil asli orang Sunda. Darah Sunda itu berasal dari kedua orangtuanya. Ayahnya asli Subang dan ibu dari Tasikmalaya dan kedua kakeknya yang berasal dari Situ Bagendit Garut.
Sejak kecil Ridwan Kamil hidup dengan sederhana. Sarapan dengan menu telor dadar yang dibagi rata dengan 4 saudaranya. Naik angkot dari Dago ke SD Banjarsari di Jalan Merdeka. Hidup sederhana layaknya masyarakat lain.
Ridwan Kamil diasuh dengan nasehat untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Moral dan etika juga menjadi nilai utama yang diajarkan ayahnya yang merupakan keturunan kiai Muhyidin yang dikenal dengan Mama Pagelaran pendiri tiga pesantren di Sumedang dan Subang serta Pamannya KH Atang Abdul Quddus (alm), Imam Mesjid Agung Subang serta ketua MUI Kab Subang. Ridwan Kamil sendiri pernah nyantri di pesantren pagelaran III yg dipimpin oleh pamannya KH Oom Abdul Qoyyum (alm).
Sebagai pituin Bandung Ridwan Kamil menempuh pendidikan dasar hingga kuliah di kota Bandung. Pendidikan Ridwan Kamill dimulai dengan belajar membaca, berhitung, dan bermain di TK Aisyiah Jalan Dago Barat Bandung. Kemudian selama 6 tahun Ridwan Kamil sekolah di SD Banjarsari III Jalan Merdeka Bandung. Pada masa-masa ini tak jarang Ridwan Kamil berjalan kaki dari Dago Timur ke jalan Merdeka. Sejuk dan asrinya Jalan Haji Juanda saat itu membuat jarak Dago Timur-Merdeka serasa dekat.

SMPN 2 Bandung di Jl. Sumatra adalah tempat Ridwan Kamil memulai berorganisasi. Selain belajar, dia aktif di OSIS dan Pramuka. Kegiatan ini tidak menghalanginya untuk menjadi bintang kelas, justru memberikan pengalaman dan pengetahuan yang menjadi bekal jiwa kepemimpinannya ketika dewasa.

Pendidikan berlanjut di SMA 3 Bandung. Masa remajanya diisi dengan berbagai kegiatan olahraga, aktif di Paskibra. Ridwan Kamil selalu memotivasi dirinya untuk terus berprestasi. Dia menantang teman-temannya untuk bersaing menjadi yang terbaik di Sekolah. Dia pernah menantang temannya, siapa yang mendapat rangking satu akan diberi cakue. Ridwan Kamil menjadi langganan mendapat hadiah cakue dan akhirnya memakan cakue itu bersama-sama dengan temannya.
Ridwan Kamil kuliah di ITB jurusan arsitektur. Saat tugas akhir, sang ayah wafat. Itulah tahun terberat dalam sejarah hidupnya. Berkat tekad yang kuat dan kemampuannya memotivasi diri sendiri, dia dengan nilai A++. Setelah lulus, sempat beberapa tahun mengajar di almamaternya, sebelum akhinrya melanjutkan kuliah S2 di University of California, Amerika, dalam bidang tatakota, tahun 1999 sampai tahun 2001.
Selepas menuntaskan pendidikannya di Amerika, Ridwan Kamil bekerja di firma arsitektur di Amerikan Hongkong. Di Amerika, Ridwan kamil meraih kehidupan yang layak. Tapi sang ibu menasihati, “Ari neangan duitmah engke aya gantina, ari minterkeun batur tidak akan terukur nilaina” (kalau mencari uang itu nanti bisa ada gantinya, kalau memintarkan orang lain tidak terukur nilainya). Karena nasihat itu Ridwan Kamil memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, Bandung. Ridwan Kamil kembali ke almamaternya menjadi dosen di urusan arsitektur ITB. Bersama mahasiswa dari Rancang Kota, Desain Produk, dan Elektro ITB, Ridwan Kamil melahirkan Enerbike sebuah rancangan sepeda penghasil listrik.
Bersamaan dengan itu, Ridwan Kamil mendirikan firma arsitektur Urbane, singkatan dari Urban Evolution. Urbane juga bisa dibilang singkatan dari Urang Bandung Euy. Melalui perusahannya ini, Ridwan Kamil menggarap berbagai proyek di Indonesia, dan mancanegara. Konsep arsitektur yang mengedepankan “green system”, responsif terhadap lingkungan, serta nilai artistik, menjadikan Urbane sebagai satu dari sepuluh firma arsitektur terbaik di Indonesia.

Melalui firma arsitektur Urbane, karya Ridwan Kamil tersebar di berbagai daerah Indonesia dan mancanegara. Dari masjid yang terbuat dari batako yang terbuat dari abu letusan gunung merapi, Museum Tsunami di Aceh, Sekolah anti gempa di Pangalengan Bandung, kawasan elit di Kuningan jakarta, superblok di Cina, rancangan kawasan di Syria.
Tak kurang dari dua puluh penghargaan yang berkaitan dengan karya arsitektur dan tata kota dia raih. Rancangan masjid Al-Irsyad yang ia persembahkan untuk almarhum ayahnya, diganjar Top 5 Best Building of The Year 2010 oleh ArchDaily, dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine.
Ridwan Kamil berasal dari Bandung tapi menginspirasi orang yang berada jauh di sana, di Amerika. Pada bulan Maret, Ridwan Kamil menjadi satu dari dua orang (yang satunya adalah Walikota Barcelona) yang mendapat penghargaan “Urban Leadership Award” dari Universitas Pennsylvania. Orang Amerika terinspirasi oleh kerja kreatif Ridwan Kamil membangun kota dengan menggerakkan partisipasi komunitas dan warga. Penghargaan ini melengkapi 35 penghargaan lain yang dia raih dalam sembilan tahun terakhir.
Ridwan Kamil sudah menjelajahi 100 Kota dunia. Mengamati, mempelajari bagaimana manusia di berbagai belahan dunia membangun peradaban, merancang dan memelihara kota. Bahkan Ridwan Kamil terlibat dalam menata ulang sejumlah kota di Indonesia dan mancanegara. Karya-karyanya telah dihargai dunia. Kini mari beri kesempatan Ridwan Kamil untuk mengabdikan jiwa dan ilmunya bagi tanah kelahirannya tercinta.
Ridwan Kamil beserta istri, Atalia Praratya, ditemani dua buah hatinya Laetetia dan Emmiril, tinggal di sebuah rumah yang unik hasil rancangannya sendiri. Ventilasi rumah ini terbuat dari tiga puluh ribu botol Kratingdaeng. Ridwan Kamil ingin membuktikan bahwa sampah bisa disulap menjadi indah. Rumah tersebut berada di Cigadung tidak jauh dari rumah ibunya, sengaja demikian agar Ridwan Kamil bisa tetap berbakti pada ibunya sampai akhir hayat.

Meski kesibukannya sangat ketat, Ridwan Kamil tak pernah kekurangan waktu untuk keluarga. Istrinya selalu mendampingi saat susah maupun senang, memberikan nasihat dan semangat. Bagi Ridwan Kamil, kebahagiaan hidup bermula dari kebahagiaan di rumah.
Pada tahun 2013 Emil dicalonkan sebagai walikota Bandung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya dalam Pemilihan umum Wali Kota Bandung 2013 dengan didampingi oleh Oded Muhammad Danial sebagai calon wakil walikota dari Partai Keadilan Sejahtera. Dalam Rapat Pleno KPU Kota Bandung pada 28 Juni 2013, pasangan ini unggul telak dari tujuh pasangan lainnya dengan meraih 45,24% suara sehingga Pasangan Ridwan Kamil – Oded Muhammad Danial (RIDO) ditetapkan menjadi pemenang dalam Pemilihan umum Wali Kota Bandung 2013.

 “Waooo…Pak Emil Hebat sekali. Beliau mestinya duduki jabatan Mentri di Indonesia. Sebab, telah berhasil membawah nama baik Indonesia di ajang Internasional, juga layak disebut Tokoh !! Serta, patut di puji oleh semua rakyat Indonesia, atas hasil karya yang telah dipersembahkan bagi rakyat dan pemerintah Indonesia.
Bila kita mengabaikan, apa gunanya Negara ini merdeka ? jika mendirikn sebuah negara, tujuan utama untuk perdaya kaum intelek yang profesional. Oleh sebab itu perlu di perioritaskan dalam membangun bangsa dan Negara di bidang Arsitektur.
Selain itu, Saya juga berpendapat bawah, sebuah trobosan yang beliau lakukan itu, merupakan contoh yang bak bagi generasi-generasi  sedang tumbuh. Untuk itu, saya harap; mari kita belajar dengan tekut dan takut akan Tuhan Yang Maha Esa, guna membangun tanah asal kita masing-masing pada umum bangsa Indonesia.
Kemudian, Emil juga berhasil merubah wajah kota bekas jajahan Belanda dan/atau sering orang bilang "Kota lautan api" ini, dalam waktu sekejap. Sejak awal, beliau dilantik menjadi Wali Kota Bandung oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Bandung di Gedung DPRD , Senin (16/9/13) lalu.
Namun, dalam waktu 1 (satu) tahun. Emil berhasil memimpin Kota Bermartabat, juga melalu kerja keras beliau telah  merubah beberapa taman yang sebelumnya tak layak untuk rekreasi oleh warga kota Bandung. Tetapi ketika beliau menjadi Wali Kota telah terhasil merubah menjadi taman yang indonesia serta disediakan Free wifi. 
Tiap sore, banyak Mahasiswa/I ngopi-ngopi di taman sambil onlline. Salah dari semua pengunjung ialah saya bersama teman-teman Papua yang sedang menganyam Pendidikan di tanah Pasundan. Sesekali, kami menghabiskan waktu. Seperti adegan yang saya beberkan di langka awal tulisan ini. 









0 komentar:

Posting Komentar