Wali Kota Bandung, Ridwal Kamil. (FOTO: Tokoh-Tokoh) |
Ketika
tiba, terlihat suasan tampak rame, orang-orang memadati taman yang dihiasa
dengan berbagai macam bunga itu; ada pula yang bermain ayunan, juga bermain bola.
Kemudian, saya dengan adik-ku duduk disebuah kursi yang telah sediakan oleh
pemilik warkop, lalu memesan kopi dua gelas.
Saat
keasikan menyedup segelas white cooffee, juga Onlline. Seorang berkaca maca,
mengenakan topi, datang menggunakan sebuah motor Mio, berhenti didepan-ku lalu
datang duduk berdampingan didekatku. Pada kesempatan itu, Ia memesan kopi juga.
Sambil
ngopi, saya mulai angkat bicara, “Bang, salam kenal !! Nama-mu, siapa? Rohman,
klau aku Jacky !!
“Kamu
kulia atau kerja ? “Aku kulia !! Kulia dimana ? di Universitas Katholik
Payahngan (UNPAR). Rohman kembali bertanya, “Klau kamu kulia atau kerja ?
“saya juga masih kulia, di Universitas Sangga Buana (USB YPKP) bang.
“Bang
jack, di Bandung beta, inga?
“Bang,
enak tinggal di Bandung ya. Sebab koneksi Internatnya tidak sulit. Kreng-Kreng
bangat sih !
“Ya,
bang koneksi wifinya mantab (Bandung Juara) , juga ada di setiap taman !
Katanya, sambil minum kopi.
Karena
penasaran dengan adanya “Free Wifi Bandung Juara” saya mulai bertanya, “Bang,
Free Wifi Bandung Juara ini, Program dari Pemerintah atau dari Telkom?
“Bang,
Itu dari Pemerintah Kota Bandung. Program kerjanya Pak Ridwan Kamhil !!
“Wahh,
Pak Ridwan hebat skali. Klau, saya bandingkan Kota Bandung dengan kota-kota lain
di Indonesia; hanya Bandung saja udah memasang free wifi disetiap taman !!!
“Sungguh,
benar Akang emil merubah wajah kota Kembang dengan sekejap, bisa-bisa nanti
beliau nyalon Presiden Indonesia itu, bang !
“Yaa
benar bang, beliau itukan Aksitektur Internasional, serta perna mendapat
penghargaan sekitar dua puluh (20) kali di ajang Internasional !
Mahasiswa
UNPAR itu bertanya “Kalau di Papua, gimana, ada koneksi Internya bagus
inga ?
“Bang,
klau di Papua, mau olline di warnet saja lodingnya minta ampun, serta
belum ada program dari Pemerintah untuk bikin Free wifi.
Ia
kaget, “Wahh..wahh, masa di warnet aja loding minta ampun. Emanya, Pemerintah
bikin apa aja disana. Sedangkan Dana Otonomi Khusus Banyak yang dikucurkan dari
Pemerintah pusat, kok ?
“Hal
tersebut saya mengatakan, krn aku banyak baca buku dan pula baca di Media
tentang soal Papua. Bahkan, sesekali dari Kampus kami menggelar Seminar
mengenai persoalan Papua. Aku jugakan menekuni Jurusan Hubungan Internasional
(HI), “Katanya.
Ketika
saat keasikan berbincang, Handphon-nya Rohma bordering panggilan masuk. Ia
menerima panggilan tersebut, kemudian Mahasiswa UNPAR itu mulai bicara.
Seusai bicara, Rohman minta pamit, untuk memenuhi panggilan itu, dan
akhirnya Ia pergi.
“Bang,
lain kesempatan kita bisa jumpa lagi ya, soalnya teman aku manggil untuk
kerjakan tugas !! Tuturnya, sambil star motor yang Ia kendari.
“Yaa,
hati-hati ya abang. Jawabku
Kerena
penasaran. Ingin saya membuka google untuk mau cari biography tentang sosok Wali
Kota Bandung yang sapa Emil itu. Ketika buka di google, terpampang sebuah situs
http://www.tokohtokoh.com/ridwan-kamil.html.
Kemudian saya buka, lalu saya baca.
Ini biografy, "Ridwan Kamil, Versi Situs
Tokoh-Tokoh.
Mochamad
Ridwan Kamil lahir pada 4 Oktober 1971 di Bandung dari pasangan Dr. Atje
Misbach SH (alm.) dan Dra. Tjutju Sukaesih. Ayahnya adalah Doktor Fakultas
Hukum UNPAD sementara ibunya dosen farmasi UNISBA dan staff ahli LPPOM MUI
Jabar. Ridwan Kamil asli orang Sunda. Darah Sunda itu berasal dari kedua
orangtuanya. Ayahnya asli Subang dan ibu dari Tasikmalaya dan kedua kakeknya
yang berasal dari Situ Bagendit Garut.
Sejak
kecil Ridwan Kamil hidup dengan sederhana. Sarapan dengan menu telor dadar yang
dibagi rata dengan 4 saudaranya. Naik angkot dari Dago ke SD Banjarsari di
Jalan Merdeka. Hidup sederhana layaknya masyarakat lain.
Ridwan
Kamil diasuh dengan nasehat untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang
banyak. Moral dan etika juga menjadi nilai utama yang diajarkan ayahnya yang
merupakan keturunan kiai Muhyidin yang dikenal dengan Mama Pagelaran pendiri
tiga pesantren di Sumedang dan Subang serta Pamannya KH Atang Abdul Quddus
(alm), Imam Mesjid Agung Subang serta ketua MUI Kab Subang. Ridwan Kamil
sendiri pernah nyantri di pesantren pagelaran III yg dipimpin oleh pamannya KH
Oom Abdul Qoyyum (alm).
Sebagai
pituin Bandung Ridwan Kamil menempuh pendidikan dasar hingga kuliah di kota
Bandung. Pendidikan Ridwan Kamill dimulai dengan belajar membaca, berhitung,
dan bermain di TK Aisyiah Jalan Dago Barat Bandung. Kemudian selama 6 tahun
Ridwan Kamil sekolah di SD Banjarsari III Jalan Merdeka Bandung. Pada masa-masa
ini tak jarang Ridwan Kamil berjalan kaki dari Dago Timur ke jalan Merdeka.
Sejuk dan asrinya Jalan Haji Juanda saat itu membuat jarak Dago Timur-Merdeka
serasa dekat.
SMPN
2 Bandung di Jl. Sumatra adalah tempat Ridwan Kamil memulai berorganisasi.
Selain belajar, dia aktif di OSIS dan Pramuka. Kegiatan ini tidak
menghalanginya untuk menjadi bintang kelas, justru memberikan pengalaman dan
pengetahuan yang menjadi bekal jiwa kepemimpinannya ketika dewasa.
Pendidikan
berlanjut di SMA 3 Bandung. Masa remajanya diisi dengan berbagai kegiatan
olahraga, aktif di Paskibra. Ridwan Kamil selalu memotivasi dirinya untuk terus
berprestasi. Dia menantang teman-temannya untuk bersaing menjadi yang terbaik
di Sekolah. Dia pernah menantang temannya, siapa yang mendapat rangking satu
akan diberi cakue. Ridwan Kamil menjadi langganan mendapat hadiah cakue dan
akhirnya memakan cakue itu bersama-sama dengan temannya.
Ridwan
Kamil kuliah di ITB jurusan arsitektur. Saat tugas akhir, sang ayah wafat.
Itulah tahun terberat dalam sejarah hidupnya. Berkat tekad yang kuat dan
kemampuannya memotivasi diri sendiri, dia dengan nilai A++. Setelah lulus,
sempat beberapa tahun mengajar di almamaternya, sebelum akhinrya melanjutkan
kuliah S2 di University of California, Amerika, dalam bidang tatakota, tahun
1999 sampai tahun 2001.
Selepas
menuntaskan pendidikannya di Amerika, Ridwan Kamil bekerja di firma arsitektur
di Amerikan Hongkong. Di Amerika, Ridwan kamil meraih kehidupan yang layak.
Tapi sang ibu menasihati, “Ari neangan duitmah engke aya gantina, ari minterkeun
batur tidak akan terukur nilaina” (kalau mencari uang itu nanti bisa ada
gantinya, kalau memintarkan orang lain tidak terukur nilainya). Karena nasihat
itu Ridwan Kamil memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, Bandung. Ridwan
Kamil kembali ke almamaternya menjadi dosen di urusan arsitektur ITB. Bersama
mahasiswa dari Rancang Kota, Desain Produk, dan Elektro ITB, Ridwan Kamil
melahirkan Enerbike sebuah rancangan sepeda penghasil listrik.
Bersamaan
dengan itu, Ridwan Kamil mendirikan firma arsitektur Urbane, singkatan dari
Urban Evolution. Urbane juga bisa dibilang singkatan dari Urang Bandung Euy.
Melalui perusahannya ini, Ridwan Kamil menggarap berbagai proyek di Indonesia,
dan mancanegara. Konsep arsitektur yang mengedepankan “green system”, responsif
terhadap lingkungan, serta nilai artistik, menjadikan Urbane sebagai satu dari
sepuluh firma arsitektur terbaik di Indonesia.
Melalui
firma arsitektur Urbane, karya Ridwan Kamil tersebar di berbagai daerah
Indonesia dan mancanegara. Dari masjid yang terbuat dari batako yang terbuat
dari abu letusan gunung merapi, Museum Tsunami di Aceh, Sekolah anti gempa di
Pangalengan Bandung, kawasan elit di Kuningan jakarta, superblok di Cina,
rancangan kawasan di Syria.
Tak
kurang dari dua puluh penghargaan yang berkaitan dengan karya arsitektur dan
tata kota dia raih. Rancangan masjid Al-Irsyad yang ia persembahkan untuk
almarhum ayahnya, diganjar Top 5 Best Building of The Year 2010 oleh ArchDaily,
dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine.
Ridwan
Kamil berasal dari Bandung tapi menginspirasi orang yang berada jauh di sana,
di Amerika. Pada bulan Maret, Ridwan Kamil menjadi satu dari dua orang (yang
satunya adalah Walikota Barcelona) yang mendapat penghargaan “Urban Leadership
Award” dari Universitas Pennsylvania. Orang Amerika terinspirasi oleh kerja
kreatif Ridwan Kamil membangun kota dengan menggerakkan partisipasi komunitas
dan warga. Penghargaan ini melengkapi 35 penghargaan lain yang dia raih dalam
sembilan tahun terakhir.
Ridwan
Kamil sudah menjelajahi 100 Kota dunia. Mengamati, mempelajari bagaimana
manusia di berbagai belahan dunia membangun peradaban, merancang dan memelihara
kota. Bahkan Ridwan Kamil terlibat dalam menata ulang sejumlah kota di
Indonesia dan mancanegara. Karya-karyanya telah dihargai dunia. Kini mari
beri kesempatan Ridwan Kamil untuk mengabdikan jiwa dan ilmunya bagi tanah
kelahirannya tercinta.
Ridwan
Kamil beserta istri, Atalia Praratya, ditemani dua buah hatinya Laetetia dan
Emmiril, tinggal di sebuah rumah yang unik hasil rancangannya sendiri.
Ventilasi rumah ini terbuat dari tiga puluh ribu botol Kratingdaeng. Ridwan
Kamil ingin membuktikan bahwa sampah bisa disulap menjadi indah. Rumah tersebut
berada di Cigadung tidak jauh dari rumah ibunya, sengaja demikian agar Ridwan
Kamil bisa tetap berbakti pada ibunya sampai akhir hayat.
Meski
kesibukannya sangat ketat, Ridwan Kamil tak pernah kekurangan waktu untuk
keluarga. Istrinya selalu mendampingi saat susah maupun senang, memberikan
nasihat dan semangat. Bagi Ridwan Kamil, kebahagiaan hidup bermula dari
kebahagiaan di rumah.
Pada
tahun 2013 Emil dicalonkan sebagai walikota Bandung oleh Partai Gerakan
Indonesia Raya dalam Pemilihan umum Wali Kota Bandung 2013 dengan didampingi
oleh Oded Muhammad Danial sebagai calon wakil walikota dari Partai Keadilan
Sejahtera. Dalam Rapat Pleno KPU Kota Bandung pada 28 Juni 2013, pasangan ini
unggul telak dari tujuh pasangan lainnya dengan meraih 45,24% suara sehingga
Pasangan Ridwan Kamil – Oded Muhammad Danial (RIDO) ditetapkan menjadi pemenang
dalam Pemilihan umum Wali Kota Bandung 2013.
“Waooo…Pak
Emil Hebat sekali. Beliau mestinya duduki jabatan Mentri di Indonesia. Sebab,
telah berhasil membawah nama baik Indonesia di ajang Internasional, juga layak
disebut Tokoh !! Serta, patut di puji oleh semua rakyat Indonesia, atas hasil
karya yang telah dipersembahkan bagi rakyat dan pemerintah Indonesia.
Bila
kita mengabaikan, apa gunanya Negara ini merdeka ? jika mendirikn sebuah
negara, tujuan utama untuk perdaya kaum intelek yang profesional. Oleh sebab
itu perlu di perioritaskan dalam membangun bangsa dan Negara di bidang
Arsitektur.
Selain itu, Saya juga berpendapat
bawah, sebuah trobosan yang beliau lakukan itu, merupakan contoh yang bak bagi
generasi-generasi sedang tumbuh. Untuk itu, saya harap; mari kita belajar
dengan tekut dan takut akan Tuhan Yang Maha Esa, guna membangun tanah asal kita
masing-masing pada umum bangsa Indonesia.
Kemudian, Emil juga berhasil merubah
wajah kota bekas jajahan Belanda dan/atau sering orang bilang "Kota lautan
api" ini, dalam waktu sekejap. Sejak awal, beliau dilantik menjadi Wali
Kota Bandung oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota
Bandung di Gedung DPRD , Senin (16/9/13) lalu.
Namun, dalam waktu 1 (satu) tahun.
Emil berhasil memimpin Kota Bermartabat, juga melalu kerja keras beliau
telah merubah beberapa taman yang sebelumnya tak layak untuk rekreasi
oleh warga kota Bandung. Tetapi ketika beliau menjadi Wali Kota telah terhasil
merubah menjadi taman yang indonesia serta disediakan Free wifi.
Tiap sore, banyak Mahasiswa/I
ngopi-ngopi di taman sambil onlline. Salah dari semua pengunjung ialah saya
bersama teman-teman Papua yang sedang menganyam Pendidikan di tanah Pasundan.
Sesekali, kami menghabiskan waktu. Seperti adegan yang saya beberkan di langka
awal tulisan ini.
0 komentar:
Posting Komentar