Suatu
ketika di subuh hari, Jam jarum menunjukan pukul 04:35. Pada hari, Senin,
(28/07/2014). Amo dan Jhon berbincang-bincang mengenai kependulian masyarakat Paniai
Timur dan Enagotadi terhadap mahasiswa Penerbangan. Tepatnya, disebuah kamar ber
AC, didekat daerah Halim, Jakarta Timur.
Pada
tempat yang sama, Yosi, Teb, dan Fiber terbaring ditempat tidur. Klau saya, asik
dengar perbincangan mereka berdua.
Amo
mulai angkat bicara, sambil merokok Samporna, “Waktu saya ke Enagotadi, masyarakat
menyumbang dana untuk biaya kulia saya. Bertempat di halaman Gereja Katholik
St.Yusuf Enarotali !!!!!!
Disela-sela
sumbangan, Mama Yogi bilang begini, “Walaupun
sedikit yang kami sumbang, namun itu merupakan dukungan kami, juga memberikan sebuah
Cahaya kepada anak Amo untuk menggapai Impian sebagai Pilot, “Kata Jhon, sambil
meniru ucapan Mama Yogi.
Saya
hanya bilang, Kata Amo, Terimasih banyak, sudah menyokong biaya perkualihaan
saya. Tentunya, saya tidak akan membalas semua kebaikan Umat Tuhan ditempat ini,
namun Tuhan pasti akan membalas semua kebaikan Bapak/Ibu, Sudarah/I sekalian, “Kata
Amoye Yogi.
“Sambil
bernari-nari tarian adat Suku Mee Papua, mereka mengumpulkan uang. Uang
tersebut langsung melunasi tunggakan di Kampus. “Tukas Amoye yang kulia
di pro flight Cirebon itu.
Ketika
saya mendengar hal tersebut, sangat terharuh serta apresiai kepada masyarakat
kecil yang peduli akan penting sumber daya manusia Papua kedepan, walaupun
kehidupan mereka sangat keterbatasan.
“Sunggu,
Sa sangat merinding, ketika dengar hal tersebut !!!
Selain
itu, perbincangan masih berlanjut. Seusai Amo memceritakan Hal tersebut.
Kemudian,
giliran berikut ialah Jhon. Jhon mulai cerita
Saya
datang kulia pada tahun lalu akan tetapi terkendala kerana biaya. Namun, pada
tahun kemarin mulai datang kulia. Itupun dana diperoleh dari Masyarkat kecil.
Mereka upayakan dari dana tersebut, dari
hasil usaha kayu dan sumbangan dari Gereja seusai Ibadah, ‘Jelasnya Jhon.
Ketika
dengar penjelasan Yukei, Sunggu, saya merinding. Saya berujar, sambil kipoo
Motii, "Luar biasa kagipai.
Pembayaran
di Kampus hanya sekitar, 30% yang sudah saya bayar. Tapi masih, terkendala, “Sebab,
sekitar 70 % masih belum. Jika, ada berkat akan saya lunasi hingga selesai.
Kampus
kami, biaya sekitar Rp. 700.000.000.000 (Tujuh Ratus Juta), hingga selesai.
Demikian penjelaskan Mahasiswa Penerbangan yang sedang menganyam pendidikan di
Akademi Pilot Bandung (APB) itu.
Rupanya,
Mahasiswa yang sedang berpedidikan di Sekolah pilot sangat terkendalan dengan
Biaya. "Akankah, dikemudian hari ada Perhatian Pemerintah Daerah Provinsi Papau dan Papua Barat ?
Pembangun
Papua yang selama ini banyak bikin propagan di media, tidak pada sasaran. Namun, hanya
dijadikan lahan proyek bagi para pemimpin di Tanah Papua, khususnya Kabupaten
masing-masing di wilayah Papua dan Papua Barat.
Namun,
untuk kedepan perlu ada perhatian serius dari pemerintah, bagi mahasiswa Penerbangan. Guna membangun Sumber
Daya Manusia yang handal profesional pada masa yang akan datang.
Sebab, perkulihan di bidang penerbangan, "Biaya sangat mahal". Juga, perlu ada pihak-pihak lain serta Pemerintah memberikan biaya.
Sebab, perkulihan di bidang penerbangan, "Biaya sangat mahal". Juga, perlu ada pihak-pihak lain serta Pemerintah memberikan biaya.
0 komentar:
Posting Komentar