Rabu, 27 Agustus 2014

Amo dan Yukei: “Dari Hasil Usaha Masyarakat, Kami Dibiayai Kulia di Sekolah Penerbangan !

Suatu ketika di subuh hari, Jam jarum menunjukan pukul 04:35. Pada hari, Senin, (28/07/2014). Amo dan Jhon berbincang-bincang mengenai kependulian masyarakat Paniai Timur dan Enagotadi terhadap mahasiswa Penerbangan. Tepatnya, disebuah kamar ber AC, didekat daerah Halim, Jakarta Timur.
Pada tempat yang sama, Yosi, Teb, dan Fiber terbaring ditempat tidur. Klau saya, asik dengar perbincangan mereka berdua.
Amo mulai angkat bicara, sambil merokok Samporna, “Waktu saya ke Enagotadi, masyarakat menyumbang dana untuk biaya kulia saya. Bertempat di halaman Gereja Katholik St.Yusuf  Enarotali !!!!!!
Disela-sela sumbangan, Mama  Yogi bilang begini, “Walaupun sedikit yang kami sumbang, namun itu merupakan dukungan kami, juga memberikan sebuah Cahaya kepada anak Amo untuk menggapai Impian sebagai Pilot, “Kata Jhon, sambil meniru ucapan Mama Yogi.
Saya hanya bilang, Kata Amo, Terimasih banyak, sudah menyokong biaya perkualihaan saya. Tentunya, saya tidak akan membalas semua kebaikan Umat Tuhan ditempat ini, namun Tuhan pasti akan membalas semua kebaikan Bapak/Ibu, Sudarah/I sekalian, “Kata Amoye Yogi.
“Sambil bernari-nari tarian adat Suku Mee Papua, mereka mengumpulkan uang. Uang tersebut langsung melunasi tunggakan di Kampus. “Tukas Amoye yang kulia di pro flight Cirebon itu.
Ketika saya mendengar hal tersebut, sangat terharuh serta apresiai kepada masyarakat kecil yang peduli akan penting sumber daya manusia Papua kedepan, walaupun kehidupan mereka sangat keterbatasan.
“Sunggu, Sa sangat merinding, ketika dengar hal tersebut !!!
Selain itu, perbincangan masih berlanjut. Seusai Amo memceritakan Hal tersebut.
Kemudian, giliran berikut ialah Jhon. Jhon mulai cerita
Saya datang kulia pada tahun lalu akan tetapi terkendala kerana biaya. Namun, pada tahun kemarin mulai datang kulia. Itupun dana diperoleh dari Masyarkat kecil. Mereka upayakan dari dana tersebut,  dari hasil usaha kayu dan sumbangan dari Gereja seusai Ibadah, ‘Jelasnya Jhon.
Ketika dengar penjelasan Yukei, Sunggu, saya merinding. Saya berujar, sambil kipoo Motii, "Luar biasa kagipai.
Pembayaran di Kampus hanya sekitar, 30% yang sudah saya bayar. Tapi masih, terkendala, “Sebab, sekitar 70 % masih belum. Jika, ada berkat akan saya lunasi hingga selesai.
Kampus kami, biaya sekitar Rp. 700.000.000.000 (Tujuh Ratus Juta), hingga selesai. Demikian penjelaskan Mahasiswa Penerbangan yang sedang menganyam pendidikan di Akademi Pilot Bandung (APB) itu.

Rupanya, Mahasiswa yang sedang berpedidikan di Sekolah pilot sangat terkendalan dengan Biaya. "Akankah, dikemudian hari ada Perhatian Pemerintah Daerah Provinsi Papau dan Papua Barat ?
Pembangun Papua yang selama ini banyak bikin propagan di media, tidak pada sasaran. Namun, hanya dijadikan lahan proyek bagi para pemimpin di Tanah Papua, khususnya Kabupaten masing-masing di wilayah Papua dan Papua Barat.
Namun, untuk kedepan perlu ada perhatian serius dari pemerintah, bagi mahasiswa Penerbangan. Guna membangun Sumber Daya Manusia yang handal profesional pada masa yang akan datang. 

Sebab, perkulihan di bidang penerbangan, "Biaya sangat mahal". Juga, perlu ada pihak-pihak lain serta Pemerintah memberikan biaya.

0 komentar:

Posting Komentar